Senin, 25 Mei 2009


PACARAN IS SOLUTION?


Image
Irwan Nuryana Kurniawan saat sampaikan materi pacaran
Apakah pacaran bisa menjadi solusi? Benarkan pacaran bisa menjadi solusi? Pacaran seperti apakah yang bisa menjadi solusi? Bagaimana pandangan Islam terhadap fenomena pacaran tersebut sehingga bisa dianggap menjadi sebuah solusi? Mengapa pacaran menjadi sebuah ketakutan? Apakah pernikahan membutuhkan sebuah keberanian?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas coba digali lebih dalam dalam sebuah acara bedah buku pada akhir bulan Maret 2009 lalu di Auditorium FPSB UII. Dalam bedah buku yang digagas oleh HMI FPSB UII tersebut, hadir Irwan Nuryana Kurniawan (dosen FPSB UII) dan seorang Penulis Buku ”Pacaran is Solution”, Munif Tauchid

Image
”Pernikahan yang hebat dibangun oleh sebuah komitmen yang kuat, yakni komitmen yang kokoh yang tidak mampu diubah oleh apapun yang disebut sebagai komitmen etik. Sedang pacaran hanya mampu membangun komitmen-komitmen jangka pendek. Begitu kebutuhan seseorang sudah tidak terpenuhi oleh pasangannya (baca:pacar), maka ia akan mudah untuk pindah ke orang lain”, ungkap Irwan Nuryana saat mengawali materinya sebagai pembicara pertama.

Irwan Nuryana sangat prihatin dengan maraknya fenomena pacaran di kalangan anak muda saat ini. Berdalih untuk menunjukkan kesungguhan cinta/cinta sejati seorang wanita terhadap pasangannnya, tak jarang ia bersedia melakukan apapun termasuk memberikan kehormatannya tanpa berpikir panjang kepada sang pacar. Padahal cinta sejati seharunys justeru berusaha melindungi pasangan dari hal-hal yang merugikan, baik secara fisik, emosi, sosial maupun spiritual.

Image
Seorang peserta bertanya tentang pacaran menurut pandangan Islam
Irwan menegaskan bahwa pacaran tidak akan banyak membantu mewujudkan seseorang memiliki pernikahan yang baik. Irwan juga menunjukkan bukti penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa kohabitasi yang ada hanya akan merusak pernikahan dan meningkatkan terjadinya perceraian. Pacaran juga ditengarai sering menciptakan sebuah lingkungan artificial (kepura-puraan) untuk mengevaluasi karakter pribadi orang lain. ”Para peneliti/Ilmuwan menyimpulkan alasan utama mengapa pacaran menyebabkan banyak pernikahan yang gagal adalah fungsi yang disediakan oleh pacar dan jodoh berbeda secara fundamental. Pacar biasanya dipilih karena pacar tersebut secara fisik menarik sementara jodoh dipilih karena jodoh tersebut secara psikologis bertanggung jawab. Sayangnya, kebanyakan individu-individu yang menarik seringkali tidak cukup bertanggung jawab, sedangkan individu-individu yang bertanggung jawab seringkali secara fisik kurang menarik”, tegas Irwan.

”Pacaran adalah sebenarya sudah ada di dalam Islam yang dikemas dalam istilah Ta’aruf. Pacaran adalah semua proses yang dilakukan dalam rangka mengekspresikan cinta dan untuk menarik rasa cinta. Jadi Kalau
Image
kamu jatuh cinta, nikmatilah, rasakanlah dan syukurilah!” ungkap Munif Tauchid selaku pembicara kedua sekaligus penulis buku ”Pacaran is Solution”. Namun demikian, Munif mengingatkan kepada peserta untuk menghindari pacaran yang menyimpang atau pacaran ”ala setan”. Pacaran menyimpang yang dimaksud diantaranya adalah pacaran dengan pemaksaan, pacaran dengan kekerasan, pacaran dengan beban, pacaran backstreet serta pacaran dengan pelecehan seksual seperti Kisiing, Necking, Petting dan Intercouse (KNPI) Sedang pacaran ala setan menurutnya adalah keinginan bertemu setiap hari, ketemunya di tempat yang sepi, setiap keli bertemu melakukan KNPI, pacaran yang dipenuhi nafsu, serta pacaran yang menjadikan ciuman, rabaan, pelukan dll sebagai menu utama.
”Pacaran bisa menjadi solusi apabila pacaran yang dibangun tersebut memiliki komitem untuk menikah, berkenalan dengan keluarga, anti KNPI, saling menunjang prestasi dan SEGERA MENIKAH”, tegas Munif.

0 komentar: